
Kelahiran dan Masa muda Arya Wiraraja
Kisah kehidupan dari Arya Wiraraja ini ternyata tidak hanya satu versi. Perjalanan hidupnya ditulis dalam beberapa Kitab dan dikisahkan dalam beberapa kisah sejarah dan legenda.
Setidaknya terdapat versi yang mengisahkan asal-usul dan kehidupan dari Arya Wiraraja.
Menurut Kitab Pararaton, nama kecilnya adalah Banyak Wide, yang secara etimologi berasal dari kata : “Banyak” dan ” Wide “.
Kata ” Banyak ” bisa berarti ” Angsa ” dalam bahasa Jawa. Pada masa Kerajaan Singhasari dan Kerajaan Majapahit beberapa tokoh dan pejabat dari Kerajaan Singhasari dan Kerajaan Majapahit yang memakai nama hewan, baik di awal maupun di akhir, seperti : Lembu Sora, Mahesa Anabarang atau Kebo Anabarang, Ra Yuyu, Ra Wedeng, Banyak Kapok dan Banyak Wide. Kata Banyak ini juga biasanya adalah nama yang disandang oleh kaum Brahmana, sedangkan untuk kata “Wide” berasal dari kata : “Widya” yang berarti pengetahuan. Jadi dapat disimpulkan bahwa nama ” Banyak Wide itu memiliki arti : ” Ksatria atau Brahmana yang mempunyai banyak pengatahuan atau cerdik “. Hal itu sesuai dengan perjalanan kariernya di kemudian hari aku.
Tentang kelahiran dari tokoh Banyak Wide, Kitab Pararaton juga menyebutkan beberapa keterangan yang penting tentang kehidupan dari Arya Wiraraja :
“Hana ta wongira, babatanganira buyuting Nangka, aran Banyak Wide, sinungan pasenggahan Arya Wiraraja, arupa tan kandel denira, dinohaken, kinon Adipati ing Songenep, anger ing Madura wetan”
Diterjemahkan menjadi :
“Ada seorang hambanya, merupakan keturunan tetua di Nangka bernama Banyak Wide yang kemudian bergelar Arya Wiraraja dan dijauhkan menjadi adipati Sumenep, Madura wetan”.
Dari keterangan dari Kitab Pararaton ini, dapat diketahui bahwa Arya Wiraraja dilahirkan di Desa Nangka, namun daerah mana tidak ada penjelasannya dan daerah ini belum diketahui dengan pasti.
Berdasarkan keterangan bahwa Arya Wiraraja lahir di Desa Nangka dikenal tiga versi yang berbeda tentang tempat kelahiran dan kisah hidup Arya Wiraraja.
- Versi menurut penulis dari Sumenep
Arya Wiraraja lahir di Desa Karang Nangkan, Kecamatan Ruberu, Kabupaten Sumenep.
- Versi tradisional Bali
Berdasarkan “Babad Manik Angkeran”, Arya Wiraraja dilahirkan di Desa Besakih, Rendang, Karangasem, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali.
- Versi Mansur Hidayat
Menurut Mansur Hidayat, seorang penulis yang menulis Sejarah Lamajang Tigang Juru, Arya Wiraraja diperkirakan lahir di Dusun Nangkaan, Desa Ranu Pakis, Kecamatan Klakah, yang masuk dalam wilayah Kabupaten Lumajang. Hal ini berdasarkan analisisnya di mana kisah dari Kitab Pararaton tentang pemindahan Arya Wiraraja ke Sumenep.
Sejarah dunia:
Menurut Mansur Hidayat Arya Wiraraja karena dianggap tidak menyetujui politik dari Raja Kertanegara kemudian “dinohken” yang berarti “dijauhkan”, sehingga dimungkinkan bahwa Arya Wiraraja bukan berasal dari Madura. Kelahiran Arya Wiraraja di wilayah Lumajang (Lamajang) juga dideduksi berdasarkan proses pemindahan kerajaannya dari daerah Sumenep ke Lamajang pada tahun 1292-1294 Masehi.
Sebagai seorang politisi ulung, Arya Wiraraja tampaknya sudah mengenal daerah Lamajang. Demikian pun di sekitar Dusun Nangkaan ini terdapat sebuah situs besar yang pernah digali tim “Balai Arkeologi Yogyakarta” pada tahun 2007, di mana situs ini dimungkinkan adalah pemukiman dengan komplek peribadatannya. Tentang kelahirannya tokoh ini diperkirakan lahir pada tahun 1232 Masehi karena dalam “Kitab Pararaton” dinyatakan pada saat terjadi Ekspedisi Pamalayu, Arya Wiraraja berusia sekitar 43 tahun dan menjadi Adipati Sumenep pada usia 37 tahun. Dalam perjalanan politik selanjutnya, Arya Wiraraja atau Banyak Wide kemudian dikenal dan memiliki peran dalam runtuhnya Kerajaan Singhasari dan berdirinya Kerajaan Majapahit.
- Versi Silsilah dari Wengker
Disebutkan dalam Silsilah Keluarga Besar trah Sunan Kalijaga bahwa Sunan Kalijaga adalah keturunan dari Bangsawan Wengker.
Arya Wiraraja dilahirkan di desa Nongkodono, Kauman, Ponorogo, dan merupakan anak dari Adipati Wengker ( Ponorogo).
Dalam silsilah yang sekarang masih dipegang oleh Keluarga Besar trah Sunan Kalijaga ini disebutkan bahwa :
Adipati (Wengker) Ponorogo ini mempunyai beberapa orang putra yang selanjutnya juga menurunkan :
- Arya Wiraraja atau Banyak Wide.
- Arya Adikara atau Arya Ranggalawe.
- Arya Teja I (Bupati Tuban).
- Arya Teja II.
- Arya Teja III.
Dikisahkan bahwa Raden Sahur atau yang juga disebut Tumenggung Wilatikta, beristerikan Dewi Retno Dumilah antara lain berputra Sunan Kalijaga. Maka dari itu Sunan Kalijaga gemar menggenakan pakaian serba hitam karena Sunan Kalijaga adalah seorang warok yang teguh akan budaya Jawa, tetapi memilih tidak patuh kepada Kerajaan Majapahit meskipun ayahnya adalah seorang pejabat Kerajaan Majapahit.