
Persekutuan Aria Wiraraja dengan Raden Wijaya
Menantu dari Raja Kertanagara yang bernama Raden Wijaya kemudian mengungsi ke daerah Sumenep meminta perlindungan Aria Wiraraja. Semasa muda, Arya Wiraraja pernah mengabdi pada Narasingamurti kakek dari Raden Wijaya. Arya Wiraraja kemudian bersedia membantu Raden Wijaya untuk menggulingkan Raja Jayakatwang. Raden Wijaya bersumpah jika
ia berhasil merebut kembali takhta mertuanya, maka kekuasaannya akan dibagi dua, yaitu untuk dirinya dan untuk Arya Wiraraja.
Mula-mula Wiraraja menyarankan agar Raden Wijaya pura-pura menyerah ke Kadiri. Atas jaminan darinya, Raden Wijaya dapat diterima dengan baik oleh Jayakatwang. Sebagai bukti takluk, Raden Wijaya siap membuka Hutan Tarik di Tarik, Sidoarjo, Jawa Timur menjadi kawasan wisata bagi Jayakatwang yang gemar berburu. Jayakatwang mengabulkannya. Raden Wijaya dibantu orang-orang Madura kiriman Wiraraja membuka hutan tersebut, dan mendirikan desa Majapahit di dalamnya.
Sejarah dunia:
Pada tahun 1293 datang tentara Mongol untuk menghukum Kertanagara yang berani menyakiti utusan Kubilai Khan tahun 1289. Raden Wijaya selaku ahli waris Kertanagara siap menyerahkan diri asalkan ia terlebih dahulu dibantu memerdekakan diri dari Jayakatwang. Maka bergabunglah pasukan Mongol dan Majapahit menyerbu ibu kota Kadiri. Setelah Jayakatwang kalah, pihak Majapahit ganti mengusir pasukan Mongol dari tanah Jawa.
Menurut “Kidung Panji Wijayakrama” dan “Kidung Harsawijaya”, pasukan Mongol datang atas undangan Wiraraja untuk membantu Raden Wijaya mengalahkan Kadiri, dengan imbalan dua orang putri sebagai istri kaisar Mongol. Oleh para sejarawan kisah tersebut dianggap hanyalah ciptaan si pengarang yang tidak mengetahui kejadian sebenarnya. Diketahui tujuan kedatangan pasukan Mongol adalah untuk menaklukkan Kertanagara penguasa Jawa.