Saniah Al-Wada’, begitulah Kyai Fadholi mengganti nama kecilnya. Gadis kecil bernama Cristina yang menangis sendiri di pojok rumah sakit, papa mamanya meninggal akibat kecelakaan, hanya dia yang selamat. Menurut keterangan, dia anak tunggal yang papa mamanya merupakan orang berkebangsaan Amerika, setelah di selidiki selama kurang lebih satu bulan, dia sudah tak memiliki sanak saudara satupun disana, sampai saat ini tak pernah ada kabar apapun tentang keluarganya. Dari wajahnya, terlihat jelas, gadis dengan mata biru yang sangat cantik, wajahnya tak begitu bule, agak terlihat seperti orang Jepang.

“Ikut kami, ya nak? ” Bujuk ummi kala itu. Saniah kecil hanya terdiam dengan air mata yang tak kunjung reda. Dengan pelan ummi meraih tubuh kecil itu kemudian menggendongnya, Saniah kecil hanya diam, tak menolak dan tak mengatakan apapun. Mata birunya membuat ummi Sihah jatuh cinta dan membujuk kyai Fadholi untuk membawanya bersama mereka.

“Biar dia menemani Nafis, bah, ” pintanya.

“Biar mbak-mbak yang bantu momong! “

Kyai Fadholi menarik napas kemudian mengangguk.

***

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *